DOMINO 99
Seorang remaja bernama Muhammad Rizky yang berusia 19 tahun dan baru tamat sekolah kini memiliki pendapatan hingga ratusan juta rupiah dengan menekuni sebuah permainan hingga menjadi profesional se Asia Tenggara.
Ternyata, Rizky awalnya justru bermimpi menjadi atlet sepak bola. "Pengen jadi pemain sepak bola profesional punya tim gitu, tapi akhirnya karena kaki saya enggak bisa lari, lari selama lima menit udah kram, jadi beralih," ujar Rizky.
Rizky mengaku mulai tertarik dengan game sejak duduk di kelas 2 SMP. Dia kemudian mulai serius menekuni game saat di bangku SMA, dan menjadi game profesional dengan bergabung bersama tim pada kelas 3 SMA.
Domino 99 - Namun, perjalanan Rizky menjadi pro gamer tidak mulus begitu saja. Dia mengaku sempat terganjal restu kedua orang tua. Kedua orang tua Rizky mulai memberikan lampu hijau ketika Rizky memenangkan beragam kejuaraan hingga ke ajang internasional. Domino 99
Rizky menjadi pemain DOTA 2 terbaik se-Asia Tenggara dengan MMR tertinggi mencapai 9.000 MMR. Kepiawaian Rizky dalam bermain game DOTA 2 tersebut dilirik tim asing. Dia kemudian diajak bergabung dengan tim dari luar negeri untuk mengikuti turnamen di Malaysia.
Pengalaman tersebut membuat dia dapat merasakan iklim kejuaraan DOTA 2 di luar negeri yang tidak dia rasakan di Tanah Air. Saat ini Rizky telah mempersiapkan diri bersama timnya BOOM ID untuk mengikuti kejuaraan DOTA 2 "The International".
⠀
Kini, Rizky mengaku telah memiliki penghasilan sendiri yang terbilang cukup besar. "Saya per tahun Rp100 juta, tergantung banyaknya turnamen," kata dia. Meski demikian, anak bungsu dari tiga bersaudara itu mengaku tetap mendapat uang jajan dari orang tua.
⠀
"Mereka senang anaknya sudah bisa menghasilkan uang, tapi mereka selalu berpesan untuk mengutamakan pendidikan," sambung dia. Saat ini Rizky terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan informatika, meski terpaksa mengambil cuti karena harus fokus dalam kejuaraan.
⠀
"Kalau kalian memang tahu punya bakat di situ dan mau jadi pro player coba lebih giat. Jangan lupa juga DOTA not last forever, game itu enggak ada abisnya. Kalau saya sih main DOTA oke, pendidikan juga oke," tambah dia.
0 komentar:
Posting Komentar